Narator.co – Udara pagi di Pelabuhan Tua Tahuna terasa berbeda dari biasanya. Langit yang cerah seolah turut menyambut semangat baru yang menggelora di antara barisan personel berseragam rapi.
Puluhan mata tertuju ke satu titik: mimbar tempat Kapolres Kepulauan Sangihe, AKBP Abdul Kholik, S.H., S.I.K., M.A.P., berdiri sebagai Inspektur Upacara.
Sabtu pagi itu, bukan hanya sekadar apel biasa. Polres Kepulauan Sangihe menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Samrat 2025, dengan tema nasional: “Tertib Berlalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas.”
Sebuah tema yang tidak hanya menjadi slogan, tetapi tekad yang hendak diwujudkan, terutama di Bumi Tampungang Lawo—wilayah kepulauan yang menjadi garda terdepan negeri.
Tak lama setelah apel usai, acara berlanjut dengan Deklarasi “Sangihe Tertib Lalu Lintas Demi Keselamatan Bersama.”
Di tengah sorotan kamera dan tepuk tangan para hadirin, deklarasi ini menjadi pernyataan terbuka bahwa perjuangan menegakkan ketertiban lalu lintas bukanlah tugas polisi semata, melainkan misi bersama seluruh elemen masyarakat.
Namun, ada satu momen yang paling mencuri perhatian: peresmian Monumen Knalpot Brong. Sebuah instalasi sederhana namun sarat makna—berdiri kokoh sebagai simbol perlawanan terhadap knalpot tidak standar yang selama ini meresahkan masyarakat.
Di balik besi-besi bekas knalpot itu, tersimpan cerita panjang tentang keresahan, ketegasan, dan harapan.

“Kami berharap dengan adanya monumen ini, masyarakat sadar bahwa kami serius memberantas knalpot brong. Ini bukan sekadar penindakan, tapi gerakan bersama untuk menciptakan kenyamanan dan keselamatan berkendara,” tegas AKBP Abdul Kholik dalam pidatonya, disambut anggukan penuh hormat dari tamu undangan.
Monumen ini tak hanya menjadi instalasi fisik, tetapi juga penanda pergeseran paradigma: dari pembiaran menuju ketegasan, dari keluhan menjadi aksi nyata.
Lebih dari itu, monumen ini diharapkan menjadi pengingat bahwa keselamatan berlalu lintas adalah bagian dari cita-cita besar Indonesia Emas 2045.
Suasana makin terasa khidmat dengan kehadiran para pejabat Forkopimda, Pejabat Utama Polres Kepulauan Sangihe, hingga para Kapolsek jajaran. Dari wajah mereka terpancar tekad yang sama: menjadikan Sangihe sebagai contoh daerah yang sadar hukum, tertib berlalu lintas, dan menjunjung tinggi keselamatan di jalan raya.
Hari itu, Pelabuhan Tua Tahuna bukan hanya menjadi saksi dari sebuah apel, tapi juga lahirnya harapan baru—bahwa jalanan kita bisa menjadi lebih aman, lebih tenang, dan lebih manusiawi. Dari sebuah pulau di ujung utara, pesan tentang ketertiban menggema ke seluruh penjuru negeri.