Jakarta, Narator.co – Bank Dunia resmi menyetujui dua paket investasi untuk Indonesia dengan total nilai USD 2,128 miliar atau sekitar Rp 34,61 triliun (kurs Rp 16.200).
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro, menjelaskan akumulasi dua paket investasi bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memperluas akses energi bersih di Tanah Air.
“Mendukung pelaksanaan prioritas utama pemerintah dan memajukan tujuan Bank Dunia untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan akses pada energi di Indonesia yang merupakan salah satu perekonomian terbesar dan paling dinamis,” kata Manuela dalam keterangan resmi Bank Dunia yang diterima Narator.co, Senin (16/06/2025).
Adapun paket investasi pertama adalah Indonesia Productive and Sustainable Investment Development Policy Loan senilai USD 1,5 miliar.
Program ini fokus memperkuat sektor keuangan melalui digitalisasi layanan keuangan, penguatan infrastruktur kredit, pengembangan pasar modal, serta peningkatan ketahanan terhadap risiko iklim dan bencana.
Paket investasi kedua adalah ISLE-2 untuk mendukung akses listrik bagi 3,5 juta warga serta pengembangan pembangkit tenaga surya dan angin sebesar 540 MW. Proyek ini didanai IBRD sebesar USD 600 juta plus hibah dari mitra internasional Bank Dunia.
Manuela menambahkan, lewat instrumen pembiayaan gabungan, Bank Dunia bersama mitra juga akan memobilisasi investasi swasta tambahan sebesar USD 345 juta.
Dana ini untuk mendukung proyek energi surya dan angin sebagai bagian dari program Energi Regional Bank Dunia, yang menargetkan jaringan energi nasional dan regional yang tangguh serta saling terhubung.
Sementara itu, Direktur Divisi Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk,, menjelaskan bahwa paket investasi ISLE-2 dari Bank Dunia diarahkan untuk terus mendukung target akses listrik universal di Indonesia.
Program ini menggunakan pendekatan biaya terendah agar efisien dan menjangkau lebih banyak warga.
“Dengan lebih dari 3,5 juta orang menjadi memiliki akses listrik, program ini diproyeksikan menjadi katalisator peningkatan kesejahteraan dan penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik – termasuk melalui elektrifikasi kegiatan usaha yang dijalankan oleh perempuan,” ujar Carolyn.