Narator.co – Republik Islam Iran (Iran) akan menggelar Pemilihan Parlemen ke-12 dan Majelis Ahli ke-6 pada 1 Maret 2024. Pemilu Iran tahun ini adalah untuk memilih para kandidat yang akan menempati 290 kursi parlemen dan 88 orang kursi Majelis Ahli.
Namun demikian, pemilu kali ini dibayangi oleh potensi tingginya angka pemilih yang memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya (Golput).
Survei online lembaga riset berbasis di Belanda, Gamaan institute, menemukan bahwa mayoritas responden warga negara Iran tidak akan menggunakan hak pilihnya.
Melansir laman Gamaan Institute, Minggu (25/02), survei tersebut juga menemukan kecenderungan responden yang tidak puas dengan rezim yang sedang berkuasa di Iran.
Hasil Survei Menjelang Pemilu Iran 2024: 77 Persen Pemilih Berniat Golput
Gamaan Institute menggelar survei pada 31 Januari-7 Februari 2024. Survei yang bertajuk “Iranians’ Attitudes Towards the 2024 Elections” itu mengukur persepsi responden terkait pemilu pada 1 Maret mendatang.
Selain itu, survei tersebut mengukur persepsi warga Iran terhadap jalannya pemerintahan sekarang. Survei ini menargetkan kelompok yang berpendidikan dan usia di atas 19 tahun.
Hasil survei sangat mengejutkan karena dari total 58,015 responden, hanya 15 persen responden yang menjawab akan mengikuti Pemilu Legislatif Iran 2024.
Mayoritas responden atau 77 persen menjawab tidak akan memilih dan 8 persen suara undecided. Bahkan, survei tersebut menemukan bahwa 38 persen responden tidak tahu kapan pelaksanaan Pemilu.
Sementara 62,3 persen menjawab dengan tepat terkait waktu pelaksanaan pemilu.
Preferensi Pemilih Berdasarkan Karakteristik Responden
Menariknya, berdasarkan karakteristik responden, 45,9 persen pemilih yang memilih pada pemilihan parlemen sebelumnya menyatakan akan kembali memberikan suaranya pada pemilihan kali ini.
Sementara itu, 39,9 persen tidak berniat untuk memilih dan sebesar 15,1 persen undecided.
Survei tersebut juga menemukan bahwa sebanyak 95, 8 persen pemilih yang tidak menyalurkan hak pilihnya pada Pemilihan Legislatif 2020 kembali tidak akan ambil bagian pada Pemilu Iran kali ini.
Hanya 1,1 persen dari pemilih yang memilih pada pemilihan sebelumnya yang akan menggunakan hak pilihnya.
Temuan lainnya adalah di kalangan Gen-Z Iran, yang belum cukup umur pada Pemilu Iran sebelumnya. Dari pemilih pemula yang punya hak pilih, sebanyak 27, 1 persen yang berniat ikut serta dalam pemilihan di bulan Maret 2024 ini.
Mayoritas pemilih pemula di antara responden atau 64, 5 persen menjawab tidak akan memilih, sedangkan 8,4 persen pemilih pemula menyatakan undecided.
Pemimpin Tertinggi Iran Serukan Agar Partisipasi Pada Pemilu Iran 2024
Apatisme pemilih yang tinggi pada Pemilihan parlemen Iran kali ini membuat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khameini, Minggu (18/02), menyerukan agar masyarakat memberikan hak suaranya.
Seruan ini datang di tengah-tengah indikasi potensi rendahnya tingkat partisipasi pemilih, yang menandakan menurunnya legitimasi terhadap sistem politik dan pemerintahan Iran ke depan.
Baca Juga: Eskalasi Ketegangan dengan China Meningkat, Taiwan Tak Kirim Pasukan Tambahan ke Perbatasan
Ali Khameini menegaskan bahwa “pemilu sebagai metode yang benar,” dalam menyelesaikan masalah yang Iran hadapi. Meskipun banyak kritikan yang mengarah pada rezim yang berkuasa dan kekerasan terhadap gerakan sipil, dia mengatakan bahwa Pemilihan Umum di iran telah dilaksanakan secara “benar, baik, dan dewasa.”
Kampanye Pemilu Iran 2024 kini sedang berlangsung di tengah potensi rendahnya angka pemilih pada 1 Maret mendatang.
Iran terus menghadapi gejolak internal setelah protes 2022-2023 atas kematian Mahsa Amini, 22 tahun karena dugaan kekerasan dari aparat Iran. Tekanan terhadap otoritas pemerintahan Iran terus berlanjut, terutama terkait proses Pemilu yang adil dan tindakan kekerasan terhadap aksi protes warga.
(Andra)