Belajar Sejarah: Menyusuri Jejak Masa Lalu untuk Memahami Masa Kini

Belajar Sejarah itu penting untuk merefleksikan pelajaran dari masa lalu serta memahami masa kini dan menentukan arah masa depan.

The Narator

Bagi generasi muda terutama Gen Z belajar sejarah sering dianggap monoton dan membosankan.

Salah satu penyebabnya ialah metode belajar yang itu-itu saja dan kurangnya media pembelajaran menarik.

Meski begitu, Rivano Sarapung, seorang anak muda sekaligus sarjanawan sejarah, menegaskan bahwa belajar sejarah tetaplah penting—sebagai cara merefleksikan pelajaran dari masa lalu serta memahami masa kini dan menentukan arah masa depan.

“Belajar sejarah masih sangat relevan dan bermanfaat dalam masa apapun, karena tidak sebatas menganalisis peristiwa penting tapi memetik pelajaran dari masa lampau,” ungkap Rivano Sarapung.

Menurut Rivano, sejarah akan terus tercipta. Hal tersebut dikarenakan kejadian dan peristiwa bakal selalu terjadi dalam setiap masa yang menjadikannya sejarah baru dengan banyak pesan penting.

Ada satu slogan yang menurut saya sangat bermakna, yaitu Historis Magistra Vitae yang berarti sejarah adalah guru kehidupan.

Dalam manfaat yang lebih luas ketika mempelajari sejarah kita mempelajari seluk-beluk dalam setiap kehidupan masyarakat seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Saat ditanya terkait pelajaran berharga dari sejarah bangsa, lelaki ini menjelaskan bahwa hal tersebut dapat menambah wawasan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.

“Proses belajar sejarah yang hanya menggunakan metode ceramah akan membuat generasi muda gampang bosan karena cuma mendengarkan materi saja,” tukas lelaki alumni Pendidikan Sejarah Unima ini.

Dia menuturkan, ketika belajar sejarah maka imajinasi seseorang sangat diperlukan dalam membayangkan suasana dari rangkaian peristiwa masa lampau.

“Alat penunjang yang menggabungkan audio visual seperti komputer, smartphone, dan sejenisnya sangat penting guna membuat pelajaran lebih menarik. Di samping itu harus ada praktik yang membantu siswa melakukan sesuatu selain mendengarkan, contohnya kerja kelompok,” katanya.

“Ketika guru melibatkan siswa ikut berperan dalam belajar sejarah seperti mengkaji suatu masalah tertentu, bisa lebih mempermudah mereka menerima materi daripada hanya mendengarkan,” pungkasnya.

Penulis/Editor: Maher Kambey

Bagikan

Artikel Terkait

More